Minggu, 28 April 2019

Ini Perolehan Suara Jokowi dan Prabowo di "Provinsi Garis Keras" dalam Situng KPU

Ini Perolehan Suara Jokowi dan Prabowo di "Provinsi Garis Keras" dalam Situng KPU
Pernyataan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tentang pasangan Jokowi-Ma'ruf yang kalah di "Provinsi Garis Keras" menjadi viral di media sosial dan memicu polemik. "Provinsi Hardline" disampaikan oleh Mahfud dalam sebuah wawancara di satu stasiun TV dengan durasi 1 menit 20 detik.

"Tetapi jika Anda melihat distribusi di beberapa provinsi yang agak panas, Tuan Jokowi kalah. Dan diidentifikasi di mana kemenangan Pak Prabowo diidentifikasi yang pernah dianggap sebagai 'provinsi garis keras' dalam hal agama seperti Jawa Barat, Sumatra Barat, Aceh dan seterusnya, Sulawesi Selatan juga, "kata Mahfud dalam video.

Ini Perolehan Suara Jokowi dan Prabowo di "Provinsi Garis Keras" dalam Situng KPU


di portal pemilu2019.kpu.go.id. Hingga Minggu 28-04-2019 pukul 3.45 malam. WIB, jumlah data C1 telah mencapai 383.912 dari 813.350 TPS atau 47,02 persen dari total TPS.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf menerima 40.621.097 suara atau 56,34 persen dan Prabowo-Sandi memenangkan 31.481.211 suara atau 43,66 persen.

Berikut ini adalah hasil pemungutan suara kedua kandidat di "provinsi garis keras" yang disebut Mahfud MD:

01. Aceh
- Data yang dimasukkan: 60.1%
- Jokowi-Ma'ruf: 266.661
- Prabowo-Sandi: 1,437.628

02. Sumatera Barat
- Data dimasukkan: 72,7%
- Jokowi-Ma'ruf: 282.508
- Prabowo-Sandi: 1,827,316

03. Jawa Barat
- Data dimasukkan: 25,2%
- Jokowi-Ma'ruf: 2.998.731
- Prabowo-Sandi: 3.711.830

04. Sulawesi Selatan
- Data dimasukkan: 61,4%
- Jokowi-Ma'ruf: 1.291.618
- Prabowo-Sandi: 1.718.690

Berikut ini cuplikan video wawancara Mahfuf MD yang beredar di media sosial.

"Kemarin agak panas dan mungkin pembagiannya sekarang jika Anda melihat distribusi kemenangan, itu mengingatkan kita untuk lebih sadar akan rekonsiliasi langsung. Karena sekarang kemenangan Jokowi dimenangkan dan mungkin sulit di balik kemenangan dengan cara apa pun

Tetapi jika Anda melihat distribusi di beberapa provinsi yang agak panas, Tuan Jokowi kehilangan. Dan itu diidentifikasi di mana kemenangan Pak Prabowo diidentifikasi yang pernah dianggap sebagai provinsi garis keras dalam hal agama seperti Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga.

Saya pikir rekonsiliasi lebih penting untuk membuat kita menyadari bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keragaman dan bangsa ini hanya akan maju jika dipersatukan.

Jangan Lupa Di Share Iyah... ^-^ ^.^ ^_^
Share:

Sabtu, 20 April 2019

Ketua KPU Berbicara Bahwa Tidak Ada Niat Curang Cuman Karnah Petugas Kelelahan

Ketua KPU Berbicara Bahwa Tidak Ada Niat Curang Cuman Karnah Petugas Kelelahan
Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman menekankan bahwa partainya tidak berniat melakukan kecurangan dalam memasukkan data C1 ke dalam KPU Situng. Menurut Arief, kesalahan entri data C1 murni karena faktor human error, yaitu kelelahan petugas KPU di daerah.

"Jadi saya tekankan, tidak ada niat untuk menipu. Jika ada kesalahan input, saya tebak murni karena kesalahan manusia," kata Arief Budiman di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta, Sabtu 20-04-2019.

Arief menggambarkan bagaimana petugas KPU mulai dari KPPS, PPK, PPS, dan KPU Kabupaten / Kota bekerja 24 jam untuk memberikan suara hingga penghitungan suara. KPPS, katanya, telah bekerja sejak pukul enam pagi pada hari pemungutan suara, Rabu, 17 April 2019.

Ketua KPU Berbicara Bahwa Tidak Ada Niat Curang Cuman Karnah Petugas Kelelahan


KPPS terus bekerja sampai penghitungan suara selesai di TPS sampai 24.00 WIB. Bahkan berlanjut hingga hari berikutnya, Kamis, 18 April 2019. Demikian juga petugas KPU Kabupaten / Kota dan KPU Kabupaten / Kota bekerja sekitar jam 12 malam.

"Maka KPU Kabupaten / Kota sejak fase permulaan sudah berjalan dari waktu ke waktu, mungkin petugas entri ini yang memang kami minta jika bisa selesai dalam 1x24 jam, itu (semua) jenis pemilihan, 1x24 jam, jadi pekerjaan ngebut, "jelasnya.

Karena faktor kelelahan, kata Arief, dimungkinkan untuk memasukkan kesalahan entri data C1 ke situng. Namun, kesalahan ini tidak diizinkan, tetapi segera diperbaiki. KPU juga telah membuka ruang bagi warga yang menemukan kesalahan entri data C1 untuk melapor ke KPU.

"Jika ada kesalahan, kami akan memberikan informasi, tentu saja kami bisa melakukan koreksi, maka kami akan melakukan koreksi," katanya.

Silahkan Untuk Membaca Berita Lainnya : Jokowi diibaratkan sebagai petani yang menangkap banyak tikus disawahnya

Arief mengatakan, jika KPU curang, KPU tidak perlu mempublikasikan C1. Namun, KPU tetap menerbitkan C1 untuk mencegah penipuan. Diterbitkan untuk umum bahkan dalam dua bentuk, yaitu pemindaian C1 asli dan entri data yang terdaftar pada pemindaian C1.

"Tidak ada kesalahan lagi, kesalahan harus diperbaiki. Jika input salah, input (diperbaiki). Jika saya orang yang salah, saya akan serahkan ke DKPP jika ada unsur yang sengaja dia buat kesalahan. , "kata Arief.

Sebelumnya, sejumlah kesalahan entri data C1 ditemukan di Situng dari sejumlah TPS di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, Riau, Maluku, Jawa Tengah, NTB, Banten, dan Jawa Barat. KPU telah memperbaiki kesalahan entri data C1 dan mengakui kesalahan itu sebagai kesalahan resmi, bukan karena KPU diretas.

Jangan Lupa Di Share Iyah... ^-^ ^.^ ^_^
Share:

Sabtu, 06 April 2019

Jokowi diibaratkan sebagai petani yang menangkap banyak tikus disawahnya

Gedung KPK
IndoBig.com - Pada era pemerintahan Jokowi disebutkan jika banyak pejabat di tingkat nasional maupun daerah banyak yang terjerat kasus korupsi. Pihak Oposisi menilai jika Presiden Jokowi telah gagal dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Jokowi diibaratkan sebagai petani yang menangkap banyak tikus disawahnya


Budiman Sudjatmiko mengungkapkan, kalau Presiden Jokowi telah berhasil dalam memberantas korupsi atas penangkapan yang dilakukan oleh KPK.

Budiman Sudjatmiko
Menurut Budiman, "Jokowi diibaratkan sebagai petani yang menangkap banyak tikus disawahnya."

"Pak Jokowi tidak peduli mau partai pengusung atau partai oposisi. Jadi, kita tidak bisa mengecap seorang petani yang lebih banyak menangkap tikus sebagai orang yang memelihara tikus. Ini ada petani, dulu nangkapnya tiga, sekarang nangkapnya 10. Terus kita menuduh petani yang menangkap 10 tikus itu sebagai orang yang memelihara tikus. Kan enggak?,”ucap dia.

“Artinya dia bekerja lebih banyak, bekerja lebih baik dengan menangkap lebih banyak tikus," Ujar Budiman.

"Pemikiran yang aneh dari pihak oposisi jika menangkap lebih banyak koruptor dikatakan sebagai kegagalan, itu benar-benar tidak masuk akal sama sekali." Dia Menambahkan.
Share:

Kamis, 04 April 2019

Yusril Ihza Mahendra Berdebat Dengan Habib Rizieq Shihab

 
Yusril Ihza Mahendra

IndoBig.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra yang menyebutkan jika Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, yang menyatakan jika dia meragukan keislaman capres Prabowo Subianto, tentu hal ini menjadi pedebatan yang menuai polemik.

Mendengar perkataan dari Yusril tentu saja membuat Habib Rizieq membuat sebuah video yang di unggahnya melalui Youtube. Malah Habib Rizieq menuduh jika yang meragukan itu adalah dia (Yusril Ihza Mahendra) sendiri.

Yusril Ihza Mahendra Berdebat Dengan Habib Rizieq Shihab


Beberapa alasan yang menguatkan ucapan dari Habib Rizieq untuk Yusril adalah jika Yusril tidak taat pada hasil ijtima ulama dalam mendukung capres dan cawapres dan tidak sering berkomunikasi.


Ketua Bidang Pemenang Presiden PBB Sukmo Harsono, menegaskan jika yang dikatakan oleh Yusril itu benar dan dia juga bilang jika dia memiliki bukti.

Salah satu Kutipan percakapan yang tertulis pada Aplikasi Whatsapp Yusril Ihza Mahendra :

"Kita memang sangat dilematis, di satu sisi umat ingin ganti presiden karena berbagai alasan yang sangat mendasar. Dan di sisi lain alternatif pilihannya PS (Prabowo Subianto) tidak didampingi ulama. Dukungan ijtima untuk PS harus berdampingan cawapres ulama justru karena kita tahu PS lemah tentang Islam, dan lingkarannya pun masih banyak islamphobia. Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan politik Islam yang disebutnya sebagai politik integritas beraroma SARA, dan ini juga salah satu sebab kandasnya cawapres ulama" tulis habib Rizieq via Whatsapp.
Share:

Rabu, 03 April 2019

Ma'ruf Ingin Lebih Mendongkrak Hasil Perolehan Suara

 
Cawapres no urut 2 Ma'ruf Amin

IndoBig.com - Ma'ruf Amin Cawapres no urut 1 pada pilpres 2019 ini walaupun sudah dinyatakan unggul dari survei LSI Denny JA. Ma'ruf menyatakan jika pihaknya akan terus menggenjot perolehan suara pada pilpres kali ini.

Dia juga mengatakan akan terus mendongkrak perolehan suara yang ada di wilayah-wilayah prioritas Jawa Barat dan Banten. Dalam survey yang sama pun dilihat jika elektabilitas Prabowo-Sandi mengalami kenaikan serta Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan.

Ma'ruf Ingin Lebih Mendongkrak Hasil Perolehan Suara


Sebelumnya, hasil survei LSI Denny JA menyebutkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pada Agustus hingga September 2018, berada di kisaran angka 52 hingga 53 persen.

Ma'ruf Amin Saat Kampanye Di Sukabumi
Elektabilitas paslon nomor urut 01 itu sempat naik pada Oktober 2018 mencapai 57,7 persen. Namun kembali turun di kisaran 53 sampai 54 persen sepanjang November hingga Januari 2019.

Berbeda dengan Prabowo-Sandi yang elektabilitasnya cenderung naik. Sejak Agustus hingga Desember 2018, elektabilitas paslon nomor urut 02 itu berada di kisaran 29,5 hingga 31,2 persen.

Elektabilitas Prabowo-Sandi sempat stagnan pada Januari hingga Februari 2019 di angka 30,9 persen. Namun elektabilitas kubu penantang ini naik pada bulan Maret dengan rentang 36,8 hingga 43,2 persen.
Share:

Blog Archive

Support