Kamis, 27 Juni 2019

Pendukung Prabowo-Sandi Kertanegara Bersikap Anarkis Ke Wartawan TV

Pendukung Prabowo-Sandi Kertanegara Bersikap Anarkis Ke Wartawan TV
Sejumlah Relawan Prabowo-Sandi yang masih bertahan di kediaman Prabowo yang berlokasi di Kertanegara TV mulai bertindak anarkis.

Mereka bahkan tidak ragu menyebut media sebagai 'corong corong' dan tidak punya hak untuk meliput, apalagi bertanya kepada Ketua Tim Penasihat Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto.

Awalnya, Wakil Presiden 02 Sandiaga Uno keluar dari kediaman Prabowo dengan mengendarai mobilnya, dia yang memang selalu menyapa kru media dan relawan menurunkan jendela mobilnya untuk hanya tersenyum, melambaikan tangan, atau berjabat tangan dengan relawan.

Pendukung Prabowo-Sandi Kertanegara Bersikap Anarkis Ke Wartawan TV


Ketika dia mengetahui mobil Sandi keluar, kru media yang telah menunggu di depan kediaman Prabowo bersama sejumlah relawan yang telah berteriak 'Membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, Membela Pancasila' meneriakkan takbir dan kata revolusi.

Tetapi pada saat itu para relawan kemudian tampak menghalangi media untuk meliput, meminta pernyataan dan hanya mengambil gambar kata sandi. Para sukarelawan mendorong dan menjegal awak media sampai mobil Sandi meninggalkan Kertanegara.

Sikap dan sikap anarkis belum selesai di sana, tak lama kemudian Bambang juga meninggalkan kediaman Prabowo, hanya saja ia tidak langsung naik mobil. Bambang segera dikerumuni oleh sukarelawan yang berusaha menutupinya dari media yang ingin menanyakan tentang pertemuan dengan Prabowo di dalam rumah.

Sepanjang jalan, setiap kali awak media mencoba meminta pernyataan kepada Bambang, para relawan sebenarnya langsung meneriakkan kata revolusi.

"Kami telah melakukan revolusi," teriak para sukarelawan "Revolusi. Kami siap untuk revolusi," teriak para sukarelawan lagi Ketika Bambang tiba di mobil, para relawan terus menghalangi awak media.

Bahkan beberapa sukarelawan tidak ragu-ragu untuk mendorong jurnalis perempuan yang mencoba meminta penjelasan kepada Bambang melalui jendela mobil.

"Tutup jendelanya. Tidak perlu memberi informasi kepada media," kata seorang relawan.

Setelah Bambang pergi, para relawan juga berusaha mengusir kru media. Mereka bahkan menyebutkan bahwa awak media adalah kaki tangan cebong dan hanya mencari uang dengan mengolesi kamp Prabowo. Mereka juga melarang media untuk meliput Kertanegara lagi.

"Pulang saja bersama wartawan. Kamu hanya mendukung Jokowi. Hasilkan uang, hanya satu juta dan dua juta tanyakan pada Jokowi, jangan datang ke sini lagi," kata salah satu sukarelawan.

Tidak hanya itu, mereka juga meminta para videografer dan fotografer untuk menghapus semua foto dan video anarki mereka ketika berteriak kepada para wartawan.

Mereka beralasan bahwa jika video dan foto itu disebarkan maka akan memecah belah bangsa.

"Jangan menyebar nanti, ini menjadi masalah," kata mereka.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Support